Baju Bersih dan Genangan Air Terlupakan
Baju Bersih yang Terasa Salah

“Baju bersih” konon terasa lebih maksimal jika dicuci dengan tangan dibandingkan menggunakan mesin cuci. Benarkah demikian? Pernyataan ini tidak sepenuhnya keliru, namun rasanya sudah kurang relevan di era sekarang, terutama bagi para karyawan yang memiliki mobilitas tinggi. Beberapa jenis bahan pakaian memang lebih rentan rusak ketika mencuci dengan mesin cuci.
Namun, kebiasaan ini kerap memunculkan tumpukan pakaian kotor di balik pintu atau di sudut ruangan. Setelah seharian bekerja, kondisi fisik yang lelah membuat Sahabat Rapi enggan bergerak, sehingga kegiatan mencuci pun tertunda. Tak jarang, sebagian orang membiarkan bekas air cucian menggenang di ember karena kelelahan, yang kemudian menjadi tempat ideal bagi nyamuk untuk bersarang. Hal-hal kecil seperti ini bisa berdampak besar pada kenyamanan dan kebersihan lingkungan rumah.
Baca Juga : Hari Kartini Simfoni Penghormatan

Nyamuk dan Genangan Air
Berdasarkan hasil penelitian, nyamuk memang cenderung menyukai lingkungan yang lembap, terutama genangan air yang menjadi tempat ideal untuk bertelur. Sahabat Rapi mungkin pernah melihat benda-benda kecil menyerupai larva yang tampak berenang di genangan tersebut, itulah calon nyamuk yang sedang berkembang.

Malaria menjadi salah satu penyakit berbahaya akibat gigitan nyamuk. Mengutip data dari Kementerian Kesehatan dan WHO, malaria menempati posisi ketiga sebagai penyakit paling mematikan di dunia, dengan 2 hingga 3 juta kasus baru setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, tercatat sekitar 1,2 juta kasus malaria, dengan angka kematian mencapai sekitar 100.000 jiwa per tahun.
Sebagai tambahan informasi, nyamuk anopheles betina yang menjadi penyebab penyakit ini dengan masa inkubasinya berkisar antara 48 hingga 72 jam. Penderita akan mengalami gejala antara lain demam tinggi berkepanjangan, munculnya bintik merah di kulit, mual, hingga nyeri tubuh yang intens. Penyakit ini telah ada sejak masa peperangan di zaman dahulu, dan masih menjadi ancaman kesehatan hingga saat ini.
Baca Juga : Cuci Gorden Semarang Jadi Trend Anti Alergi di Bulan Ramadhan
TATARAPI Cegah Malaria

Sejalan dengan target Kementerian Kesehatan, pemerintah menargetkan penurunan angka penyebaran malaria pada periode 2025–2030. Tentu saja, upaya ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dan peran aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Salah satu langkah sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan tidak membiarkan genangan air bekas cucian tertinggal di sekitar rumah, karena itulah tempat favorit nyamuk untuk berkembang biak.
Baca Juga : Car Seat Bayi Seberapa Sering Perlu Dicuci?
Dalam rangka memperingati Hari Malaria Sedunia (25 April), TATARAPI turut mendukung misi Kemenkes dengan membantu Sahabat Rapi menjaga kebersihan sandang dan perlengkapan rumah seperti sofa, kasur, dan karpet.

Perlu diingat, ajakan ini bukan sekadar bentuk promosi. Bayangkan betapa damainya saat semua anggota keluarga berada dalam kondisi sehat. Jangan biarkan baju kotor menumpuk hanya karena rasa lelah setelah seharian bekerja. Bersama TATARAPI, mari wujudkan lingkungan yang bersih untuk tubuh yang sehat, jasmani maupun rohani.
Baca Juga : Car Seat Bayi Seberapa Sering Perlu Dicuci?
Leave A Comment